Jakarta — IHSG turun 1% ke level 7.875 pada perdagangan pagi ini. Sebanyak 212 saham melemah, 119 menguat, dan 625 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 701,8 miliar dengan 1,6 miliar saham berpindah tangan dalam 95.710 kali transaksi. Tekanan ini muncul karena eskalasi demonstrasi besar dalam beberapa hari terakhir. Selain itu, sentimen politik juga memperburuk situasi.
Demo Buruh Tekan Sentimen Pasar
Kemarin, ribuan buruh menggelar aksi di depan Gedung DPR RI. Presiden KSPI, Said Iqbal, menegaskan enam tuntutan buruh, termasuk penghapusan sistem outsourcing dan penolakan upah murah. Aksi tersebut berujung ricuh hingga Kamis malam. Akibatnya, kekhawatiran baru muncul di kalangan pelaku pasar.
Insiden Tewasnya Mitra Ojol
Situasi makin memanas dengan kabar duka. PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mengonfirmasi kematian Affan Kurniawan, mitra driver Gojek, setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan. Perusahaan menyampaikan belasungkawa mendalam dan melakukan verifikasi bersama pihak terkait. Kabar ini memperbesar kecemasan publik sekaligus menekan persepsi pasar.
Aksi Mahasiswa Menyusul
Hari ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyerukan aksi lanjutan. Mereka menolak kebijakan yang dianggap merugikan rakyat sekaligus mengecam tindakan aparat yang dinilai brutal. Unggahan di akun @bemsi.official menegaskan bahwa aksi ini juga melawan “wajah anarko aparat.” Dengan seruan tersebut, ketidakpastian sosial makin terasa.
Dampak ke Pasar Modal
Investor merespons dengan dua sikap berbeda. Sebagian ritel menjual cepat untuk mengurangi risiko. Sementara itu, institusi memilih menahan diri sambil menunggu situasi mereda. Sektor transportasi, perhotelan, dan layanan konsumen rentan terhadap gejolak ini. Selain itu, saham-saham fundamental sempat menyerap likuiditas, meskipun tekanan tetap luas.
Prospek IHSG ke Depan
Analis menilai IHSG berpotensi fluktuatif hingga kondisi politik dan keamanan stabil kembali. Karena itu, mereka menyarankan investor berhati-hati, mengecek eksposur portofolio, dan memperhatikan rilis data ekonomi. Pemerintah perlu membuka dialog dan meredam ketegangan publik agar sentimen pasar bisa pulih.
Sumber: cnbcindonesia.com